Sabtu, 12 Desember 2020

MAKALAH EVALUASI PENDIDIKAN IPS “RELIABILITAS”

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    LATAR BELAKANG

Salah satu aspek positif kemajuan dari dunia penelitian yang ada di Indonesia, adalah muncul banyaknya para peneliti-peneliti muda yang kini lebih kritis lagi dalam meneliti objek-objek yang ada. Di Indonesia, banyak sekali para peneliti ataupun bukan peneliti yang banyak melakukan sebuah riset guna memenuhi tugas ataupun sebagai pembuktian dari sebuah kejadian. Yang dimana setiap penelitian tersebut biasanya memerlukan sebuah pengujian agar nantinya mampu menjadi sebuah hasil ilmiah yang benar-benar valid dan bersifat riel tanpa adanya kebohongan ataupun ketidaknyataan yang mengesankan data yang diperoleh bersifat dibuat-buat. Agar kajian kita bisa bersifat riel maka kita sebagai seorang peneliti harus menguji terlebih dahulu hasil penelitian kita yang disebut dengan uji reabilitas.

Kebanyakan dari kita mengira bahwa jika kita mempunyai kesimpulan dari hasil penelitian kita terhadap kejadian-kejadian yang terbatas, maka kesimpulan itu berlaku dengan sempurna untuk seluruh kejadian yang sejenis. Perkiraan semacam itu belum tentu benar, untuk menghindari hal-hal yang semacam itu maka kita harus melakukan reliabilitas, yang berguna untuk menunjukkaan kevalidan data dari hasil sebuah penelitian yang kita lakukan.

Reliabilitas mampu menunjukkan  tingkat kepercayaan terhadap skor atau tingkat kecocokan skor dengan skor sesungguhnya. Reliabilitas ini bisa dicapai melalui tingkat kecocokan di antara skor pada lebih dari sekali pengukuran. Jika makin cocok dengan skor sesungguhnya maka makin tinggi tingkat reliabilitasnya. Kalaupun ada ketidakcocokan itu merupakan kekeliruan yang acak. Jadi kemungkinan munculnya kesalahan masih tetap ada, namun kemungkinan itu sangatlah kecit sekali dan tidak akan banyak berpengaruh terhadap hasil akhir dari sebuah pengujian.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa pengertian dari reliabilitas?

2.      Apa tujuan dari reliabilitas?

3.      Bagaimaana Pelaksanaan tes untuk menentukan reliabilitas?

4.      Apa saja Jenis jenis reliabilitas ?

5.      Apa saja Faktor-faktor yang memengaruhi reliabel ?

6.      Bagaimana Cara-cara mencari besarnya reliabel ?

7.      Apa saja Macam-macam reliabilitas ?

8.      Apa saja Ancaman terhadap reliabilitas ?

 

C.    TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, diharapkan para pembaca mampu memahami tentang:

1.      Pengertian dari reliabilitas

2.      Tujuan dari reliabilitas

3.      Pelaksanaan tes untuk menentukan reliabilitas

4.      Jenis jenis reliabilitas

5.      Faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas

6.      Cara-cara mencari besarnya reliable

7.      Macam-macam reliabilitas

8.      Ancaman terhadap reliabilitas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

LANDASAN TEORI

 

1.             Pengertian Reliabilitas

Menurut Sugiono (2005) Pengertian Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda.

Menurut Sukadji (2000) reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefisien. Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi. Menurut Nursalam (2003) Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali – kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama – sama memegang peranan penting dalam waktu yang bersamaan.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian reliabilitas di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa reliabilitas adalah suatu keajegan suatu tes untuk mengukur atau mengamati sesuatu yang menjadi objek ukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi jka tes tersebut dapat memberikan hsil yang tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relative sama) jika pengukurannya diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda pula. Alat ukur yang reliabilitasnya tinggi disebut alat ukur yang reliable.

 

2.             Tujuan Reliabilitas

Tujuan dari uji reliabilitas ini adalah untuk menunjukkan konsistensi skor-skor yang diberikan skorer satu dengan skorer lainnya.

Tujuan adanya realibilitas adalah mengkonsep satu variabel dengan jelas. Setiap pengukuran harus merujuk pada satu dan hanya satu konsep/variabel. Sebuah variabel harus spesifik agar dapat menguragi intervensi informasi dari variabel lain. Menggunakan level pengukuran yang tepat. Semakin tinggi atau semakin tepat level pengukuran, maka variabel yang dibuat akan semakin reliabel karena informasi yang dimiliki semakin mendetail.

Prinsip dasarnya adalah mencoba melakukan pengukuran pada level paling tepat yang mungkin diperoleh. Gunakan lebih dari satu indikator. Dengan adanya lebih dari satu indicator yang spesifik, peneliti dapat melakukan pengukuran dari range yang lebih luas terhadapkonten definisi konseptual. Gunakan tes pilot, yakni dengan membuat satu atau lebih draftatau dalam sebuah pengukuran sebelum menuju ke tahap hipotesis (pretest). Dalam penggunaan pilot studies, prinsipnya adalah mereplikasi pengukuran yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu dari literature-literatur yag berkaitan.

Selanjutnya, pengukuran terdahulu dapat dipergunakan sebagai patokan dari pengukuran yang dilakukan peneliti saat ini. Kualitas pengukuran dapat ditingkatkan dengan berbagai cara sejauh definisi dan pemahaman yang digunakan oleh peneliti kemudian tetap sama.

Pada konstruksi alat ukur, perhitungan reliabilitas berguna untuk melakukan perbaikan pada alat ukur yang dikonstruksi. Dimana perbaikan alat ukur dilakukan melalui analisis butir untuk mengetahui butir mana yang perlu diperbaiki. Namun pada pengukuran sesungguhnya, perhitungan reliabilitas dilakukan untuk memberi informasi tentang kualitas sekor hasil ukur kepada mereka yang memerlukannya. Tentunya perolehan tersebut bisa di jadikan acuan bagi peneliti untuk menghasilkan penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan di kemudian hari.

Sehingga, jika realibilitas baik, akan menunjukkan kalahan varian yang minim. Jika tes mempunyai reabilitas tinggi maka pengaruh kesalahan pengukuran telah terkurangi.

 

 

BAB III

PEMBAHASAN

 

1.             Pelaksanaan Tes Untuk Menentukan Reliabilitas

Untuk mengestimasi reliabilitas suatu alat penilaian (tes dan non tes) ada tiga cara yang paling banyak dipergunakan, yaitu tes tunggal (single test), tes ulang (test re-test), dan tes ekuivalen (alternate test).

a.             Tes Tunggal (single Test)

Tes tunggal adalah tes yang terdiri dari satu perangkat (satu set) yang diberikan terhadap sekelompok subyek dalam satu kali pelaksanaan. Dengan demikian hasil tes ini hanya terdapat satu kelompok data berupa skor hasil tes. Ada bermacam – macam teknik yang bisa digunakan untuk menentukan reliabilitas jenis tes tunggal ini.

b.             Tes Ulang (test re-test)

Tes ulang adalah tes yang terdiri dari seperangkat tes yang diberikan kepada sekelompok subyek dua kali. Reliabilitasnya dihitung dengan cara mengkorelasikan hasil tes pertama dengan tes kedua. (Metode tes ulang adalah penggunaan tes yang sama dua kali pada sejumlah peserta tes yang sama).

Metode tes ulang dilakukan orang untuk menghindari penyusunan dua seri tes. Dalam menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya memiliki satu seri tes tetapi dicobakan dua kali. Oleh karena tesnya hanya satu dan dicobakan dua kali, maka metode ini dapat disebut dengan single-test-double-trial method. Kemudian hasil dari kedua tes tersebut dihitung korelasinya.     

c.              Tes Ekuivalen (alternate test)

Tes ekuivalen adalah tes yang terdiri dari dua perangkat dimana soal – soal pada perangkat pertama ekuivalen dengan soal – soal pada perangkat kedua. Pengertian ekuivalen disini adalah soal – soal yang memuat konsep yang sama, tetapi soal tersebut tidak persis sama. Selain memuat konsep yang sama, tingkat kesukarannya pun harus sama. Misalkan untuk soal pemfaktoran suku tiga bentuk  ekuivalen dengan bentuk  , tetapi tidak ekuivalen dengan bentuk  sebab meskipun konsep suku tiga dan pemfaktoranya sama tetapi tingkat kesukarannya berbeda. Untuk menentukan reliabilitasnya dihitung dengan cara mengkorelasikan hasil tes untuk soal perangkat pertama dengan hasil tes dari perangkat kedua.

 

 

2.             Jenis – Jenis Reliabilitas

Walizer (1987) menyebutkan bahwa ada dua cara umum untuk mengukur reliabilitas, yaitu :

a.             Reliabilitas Stabilitas.

Menyangkut usaha memperoleh nilai yang sama atau serupa untuk setiap orang atau setiap unit yang diukur setiap saat anda mengukurnya. Reliabilitas ini menyangkut penggunaan indicator yang sama, definisi operasional, dan prosedur pengumpulan data setiap saat, dan mengukurnya pada waktu yang berbeda. Untuk dapat memperoleh reliabilitas stabilitas setiap kali unit diukur skornya haruslah sama atau hampir sama.

b.             Reliabilitas Terwakili

Mengacu pada keterandalan masing-masing grup. Menguji apakah penyampaian indikator sama jawabannya saat diterapkan ke kelompok yang berbeda-beda.

c.              Reliabilitas Seimbang (equivqlence reliability)

Menyangkut usaha memperoleh nilai relatif yang sama dengan jenis ukuran yang berbeda pada waktu yang sama. Definisi konseptual yang dipakai sama tetapi dengan satu atau lebih indicator yang berbeda, batasan-batasan operasional, peralatan pengumpulan data, dan / atau pengamat-pengamat.
Menguji reliabilitas dengan menggunakan ukuran ekivalen pada waktu yang sama bias menempuh beberapa bentuk. Bentuk yang paling umum disebut teknik belah-tengah.

 

3.             Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas

Adapun faktor yang memengaruhi reliabilitasi diantaranya yaitu sebagai berikut:

a.             Jumlah butir soal

Banyaknya soal pada suatu instrumen ikut mempengaruhi derajat reliabilitasnya. Semakin banyaknya soal-soal maka tes yang bersangkutan cenderung semakin menjadi reliabel.

b.             Homogenitas Soal Tes

Soal yang memiliki homogenitas tinggi cenderung mengarah pada tingginya tingkat realibilitas. Dua buah tes yang sama jumlah butir-butirnya akan tetapi berbeda isinya, misalnya yang satu mengukur tentang pengetahuan kebahasaan dan yang satunya tentang kemampuan fisika akan menghasilkan tingkat reliabilitas yang berbeda. Tes fisikan cenderung menghasilkan tingkat reliabilitas yang lebih tinggi daripada tes kebahasaan karena dari segi isi kemampuan menyelesaikan soal fisika lebih homogen  daripada pengetahuan kebahasaan.

c.              Waktu Yang diperlukan Untuk Menyelesaikan Tes

Semakin terbatasnya waktu dalam pengerjaan tes maka akan mendorong  tes untuk memiliki reliabilitas yang tinggi.

d.             Keseragaman Kondisi Pada Saat Tes Diberikan

Kondisi pelaksanaan tes yang semakin seraga akan memunculkan reliabilitas yang makin tinggi

e.              Kecocokan Tingkat Kesukaran Terhadap Peserta Tes

Bahwa soal-soal dengan tingkat kesukaran sedang cenderung lebih reliabel dibandingkan dengan soal-soal yang sangat sukar atau sangat mudah

 

f.               Heterogenitas Kelompok

Semakin heterogen suatu kelompok dalam pengerjaan suatu tes maka tes tersebut cenderung untuk menunjukkan tingkat reliabilitas yang tinggi

g.             Motivasi Individu

Motivasi masing-masing individu dalam  mengerjakan suatu instrumen akan mampu mempengaruhi realibilitas. Perbedaan motiviasi antar  individu dalam kelompok akan menimbulkan kesalahan acak pada pengukurannya karena individu yang tidak memiliki motivasi tidak akan mengerjakan instrumen tersebut dengan sungguh-sungguh sehingga jawaban yang diberikan tidak akan mencerminkan kenyataan yang sebenarnya.

h.             Variabilitas Skor

Instrumen yang menghasilkan rentangan skor yang lebh luas  atau lebih tinggi variabilitasnya, akan memiliki tingkat reliabilitas yang lebih tinggi daripada menghasilkan rentangan skor yang lebih sempit , seperti bentuk pilihan ganda cenderung menghasilkan tingkat reliabilitas yang lebih tinggi daripada bentuk benar – salah

 

4.             Cara – cara Mencari Besarnya Reliabilitas

a.             Pendekatan Tes Tunggal

Analisis data untuk pendekatan tes tunggal bisa dibagi ke dalam 2 (dua) macam teknik, yaitu Teknik Belah Dua (Spilt-Half Technique) danTeknik Non Belah Dua (Non Spilt-Half Techique).

b.             Teknik Non Belah Dua

Pakar yang mengemukakan teknik non belah dua adalah Kuder dan Richardson. Mereka berpendapat bahwa teknik belah dua kurang baik dalam mencari koefisien reliabilitas, sebab bisa dilakukan dengan cara yang berbeda sehingga menghasilkan yang berbeda pula. Disamping itu dalam pelaksanaannya, teknik belah dua sulit sekali memperoleh dua belahan yang setara satu sama lain.

Untuk menghindari hal tersebut, Kuder dan Richardson mengemukkan cara untuk menghitung koefisien reliabilitas tanpa membelah tes menjadi dua bagian, tetapi membagi tes menurut banyak nya butir soal yang disajikan, yaitu dengan menganalisis masing – masing butir soal tersebut. Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas tes tanpa membelah tes menjadi bagian adalah rumus KR-20 dan KR-21.

Rumus KR-20

Reliabilitas

reabilitas

Sebagai contoh kita gunakan hasil tes matematika yang terdiri dari 15 butir soal yang diikuti 10 subyek siswa seperti yang digunakan sebelumnya. Tabel di bawah ini adalah tabel persiapan untuk menghitung koefisien reliabilitas dengan KR-20.

 

 

5.             Macam-macam Reliabilitas

Ada beberapa tipe reliabilitas tes sering digunakan dalam kegiatan evaluasi dan masing-masing realibilitas mempunyai konsistensi yang berbeda-beda. Adapun macam-macam reliabilitas tes evaluasi adalah :

a.         Reliabilitas ulang uji

Teknik ulang uji (Burhan Nurgiyantoro, 2012: 167) adalah teknik memerkirakan tingkat reliabilitas tes dengan melakukan kegiatan pengukuran dua kali terhadap tes yang sama kepada peserta didik yang sama pula. Hasil tes pertama dan kedua kemudian dikorelasikan. Jika koefisien korelasi (r) yang diperoleh cukup tinggi, hasil pengukuran tes yang diujicobakan itu dinyatakan reabilitasnya tinggi.

 

b.         Reliabilitas rumus Kuder-Richardson 20 dan 21

Pengujian reliabilitas tes dengan memergunakan rumus kuder-richardson 20 dan 21(Penilaian pembelajaran bahasa Indonesia berbasisi kometensi, 2012:169) dilakukan dengan membandingkan skor butir-butir tes. Jika butir-butir tes itu menunjukkan tingginya tingkat kesesuaian (degree of agreement), kita dapat menyimpulkan bahwa hasil pengukuran tes itu konsisten

 

c.         Reliabilitas Alpha Cronbach

Reliabilitas Alpha Cronbach,  (Burhan Nurgiyantoro, 2012:171) diterapkan pada tes yang mempunyai nilai skor berskala dan dikhotomis sekaligus. Artinya, prosedur uji reliabilitas ini diterpakan pada hasil pengukuran yang berjenjang, misalnya: 1-4, 1-5, 1-6, atau yang lain bergantung maksud penyusunannya. Namun, jika dikehendaki, prosedur reliabilitas ini pun dapat diterapkan pada hasil pengukuran tes yang bersifat dikhotomis sebagimana halnya rumus reliabilitas K-R di atas, karena pada dasarnya keduanya sama, yaitu merupakan koevisisen reliabilitas komposit untuk semua butir tes.

 

d.         Reliabilitas Bentuk Paralel

Teknik butir pararel (Burhan Nurgiyantoro, 2012:172) dilakukan terhadap adanya dua perangkat tes yang bersifat pararel. Kedua perangkat tes itu dimaksudkan untuk mengukur tujuan atau kompetensi yang sama, dengan jumlah butir, susunan dan tingkat kesulitan yang kurang lebih sama. Jadi, dua perangkat tes yang dibuat berdasarkan spesifikasi yang sama. Untuk menguji reliabilitas hasil pengukuran tes, kedua perangkat tes tersebut diujicobakan kepada sejumlah subjek yang sma, kemudian hasilnya dikorelasikan. Tinggi rendahnya koefisien korelasi akan mencerminkan reliabilitas hasil pengukuran kedua peangkat tes itu.

 

e.         Reliabilitas dengan tes-retes

Reliabilitas tes-retes tidak lain adalah derajat yang menunjukkan konsistensi hasil sebuah tes dari waktu kewaktu. Tes-rtes menunjukkan variasi skor yang diperoleh dari penyelenggaraan satu tes evaluasi yang dilakukan dua kali atau lebih, sebagai akibat dari kesalahan pengukuran. Dengan kata lain, kita tertarik dalam mencari kejelasan bahwa skor siswa mencapai suatu tes pada waku tertentu adalah sam ahasilnya, ketika siswa tersebut dites lagai dengan tes yang sama. Dengan melakukan tes-retes tersebut, seorang guru akan mengetahui seberapa jauh konsistensi suatu tes mengukur apa yang ingin diukur.

Reliabilitas tes-retes ini penting, khususnya ketika digunakan untuk menentukan prediktor misalnya tes kemampuan. Tes kemampuan tidak akan bermanfaat, jika ternyata menunjukkan hasil yang selalu berubah-ubah secara signifikan saat diberikan kepada responden. Penentuan pemakaian reliabilitas tes retes, juga tepat ketika bentuk tes alternatif lainnya tidak ada, dan ketika tampak bahwa orang yang mengambil tes kedua kalinya tidak ingat atas jawabannya, jika item-item yang ada banyk mengandung sejarah, dibandingkan bentuk jawaban item ilmu pengetahuan aljabar misalnya.

 

Reliabilitas tes-retas dapat dilakukan dengan cara seperti berikut

1)             Selenggarakan tes pada suatu kelompok yang tepat sesuai dengan rencana.

2)             Setelah selang waktu tertentu, misalnya 1 minggu atau 2 minggu, lakukan kembali tes yang sama denga kelompok yang sama tersebut.

3)             Kolerasikan hasil kedua tes tersebut Jika hasil koefisien kolerasi menunjukkan tinggi, berarti reliabilitas tes adalah bagus. Sebaliknya, jika kolerasi rendah, berarti tes tersebut mempunyai konsistensi rendah.

Tes-retes juga mempunyai beberapa permasalahan. Diantaranya adalaha faktor waktu jeda atau tenggang yang diambil, ketika dilakukan tes pertama dan tes kedua. Jika interval waktu terlalu pendek, mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengingat jawaban dalam tes sehingga tes yang kedua dapat dipastikan lebih baik, karena faktor retensi atau sisa-sisa hafalan yang terjadi pada subjek pelaku. Jika interval waktu terlalu panjang, kemampuan para pelaku yang mengikuti tes mungkin bertambah karena dua kemungkinan, yaitu faktor maturasi atau kedewasaan dan faktor intervensi dari faktor belajar dari para subjek. Faktor-faktor tersebut menjadikan konsistensi tes cenderung artifisial dan rendah. Mengenai interval waktu yang baik antara tes pertama dan tes kedua diberikan kepada subjek pelaku pilot studi, Gay (1983:118) memberikan reverensi bahwa satu hari terlalu pendek, sebaliknya satu bulan terlalu panjang. Oleh karena itu, selisi waktu pemberian tes melalui tes retes diantara 1 atau 2 minggu.

 

f.          Reliabilitas bentuk ekivalensi

Sesuai dengan namanya yaitu ekivalen, maka tes evaluasi yang hendak diukur reliabilitasnya dibuat identik dengan tes acuan. Setiap tampilannya, seetiap substansi item yang ada, dapat berbeda. Kedua tes tersebut sebaiknya mempunyai karakteristik sama. Karakteristik yang dimaksud misalnya mengukur variabel yang sama, mempunyai jumlah item sama, struktur sama, mempunyai tingkat kesulitan dan mempunyia petunjuk, cara penskoran, dan interpretasi yang sama.          

Dari kedua kondisi yang direncanakan secara ekivalen diatas, idealnya jika suatu kelompok mengambil dua tes tersubut maka rerata skor maupun variabilitas skor yang dicapai dari kedua tes yang diambil mestinya sama. Jika dikehendaki sebenarnya, kita dapat memilih, mengambil sampel, dan item yang berbeda dari ranah tingkah laku sama. Yang perlu diperhatikan mestinya adalah dalam hal apakah pemberian skor tergantung item pilihan atau pada penampilan atas item-item yang dapat digeneralisasi pada lainnya. Jika item terpilih baik dan setiap setnya menggambarkan ranah yang setaraf, maka penggambaran tersebut mestinya benar.          

Reliabilitas ekivalen, pada umumnya juga menggambarkan bentuk konsistensi alternatif, yang dapat menunjukkan variasi skor yang terjadi dari bentuk tes lainnya. Akan tetaoi, yang juga yang perlu diingat ialah bahwa pengambilan tes reliabilitas ekivalen ini akan dapat mencapai hasil yang tepat, jika pengambilan tes hafal terhadap jawaban tes yang dibuat dalam sei pertama, sehingga mereka dapat menjawab kembali tes yang kedua. Ketika dua bentuk alternatif tes tersedia, yang perlu diketahui dari kedua tes adalah berapa reliabilitas ekivalensi. Hal ini perlu diyakinan kembali, agar terjadi bahwa skor seseorang tidak akan dipengaruhin oleh cara mengadministrasi tes tersebut.

Implikasi dari analisis diatasialah, bahwa seringkali terjadi sebuah tes evaluasi diberikan lebih dari satu kali pada grup yang sama. Pertama tes diberikan pada grup sebagai pretes dan selang waktu tertentu diberikan untuk yang kedua kalinya sebagai postes. Hal lain yang juga perlu diketahui adalah bahwa ada kemungkinan pengaruh kegiatan intervening, ketika mengukur suatu hal yang esensinya sma dengan menggunakan tes sama.          

Mengenai peryataan bagaimana proses melakukan tes reabilitas secara ekivalen? berikut ini akan ditunjukkan beberapa langkah yang perlu diambil oleh soerang mahasiswa peneliti. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut

1)        Tentukan subjek sasaran yang hendak dites.

2)        Lakukan tes yang dimaksud kepada subjek sasaran tersebut.

3)        Administrasi hasilnya secara baik.

4)        Dalam waktu yang tidak terlalu lama, lakukan pengetesan yang kedua kelinya dalam kelompok tersebut.

5)        Kolerasikan kedua hasil set skor.          

Jika hasil koefisien ekivalen tinggi, berarti tes memiliki reliabilitas ekivalen baik. Sebaliknya, jika ternyata keofisien rendah maka reliabilitas ekivalen tes adalah rendah. Reliabilitas ekivalem merupakan salah satu bentuk yang dapat diterima dan umum dipakai penelitian terutama penelitian pendidikan. Yang perlu diketahui juga bagi para peneliti adalah bahwa tes ekivelen mempunyai kelemahan yaitu membuah dua buah tes yag secara esensial ekivalen addalah sulit. Akibatnya akan selalu terjadi kesalahan pengukuran.

 

g.         Reliabilitas dengan belah dua

Reliabilitas belah dua ini termaksud reliabilitas yang mengukur konsistensi internal. Yang dimaksud dengan konsistensi  internal ialah salah satu tipe reliabilitas yang didasarkan pada keajegan dalam tiap item tes evaluasi. Reliabilitas belah dua ini pelaksanaannya hanya memerlikan waktu satu kali. Ada beberapa kemungkinan dalam cara ini. Termaksud perbedaan kondisi tes yang terjadi, ketika menggunakan metode tes-retes dapat dihilangkan. Reliabilitas belah dua juga tepat digunakan, ketika tes evaluasi yang ada terlalu panjang.             

 

 

Cara melakukan reliabilitas belah dua pada dasarnya dapat dilakukan dengan urutan seperti berikut

1)        Lakukan pengetesan item-item yang telah dibuat pada subjek sasaran

2)        Bila tes yang ada menjadi dua dasar jumlah item yang paling umum dengan membagi item dengan nomor ganjil dan genap pada kelompok tersebut.

3)        Hitung skor subjekpada kedua belah kelompok penerimaitem genap dan item ganjil.

4)        Korelasikan kedua skor tersebut, menggunakan formula kolerasi yang relevan dengan teknik pengukuran.

Jika hasil kofisien kolerasi tinggi maka maka tes mempunyai perlu diingat bahwa dari analisis belah dua diatas, hasil kolerasi yang muncul baru separuh. Sebenarnya apa yang kita kerjakan adalah menciptakan secara artifisial dua macam kelompok ekivalen dan menghitung bentuk reliabilitas ekivalensi yang direncanakan terjadi dalam waktu yang sama. Oleh karena itu, analisis diatas dapat dikatakan sebagai reliabilitas atau konsistensi internal. Dikarenakan reliabilitas yang digambarkan baru sebagian dari  tes sebenarnya, Maka formula koreksi perludigunakan untuk meningkatkan ketetapanperhitungan tingkat konsistensi. Formula koreksi yang digunakan adalah kolerasi Sperman-Brown.

 

6.             Ancaman Terhadap Reliabilitas

Semua jenis instrumen tes atau nontes tidak terlepas kesalahan. Hal ini berlaku untuk instrumen tes dalam ilmu-ilmu eksakta dan dalam ilmu-ilmu psikologi dan pendidikan. Misalnya, dalam mengukur panjang dengan suatu penggaris, mungkin ada kesalahan sistematis berhubungan dengan di mana titik nol dicetak pada penggaris dan kesalahan acak berhubungan dengan kemampuan mata dalam membaca tanda-tanda dan memperhitungkan tanda-tanda tersebut.

Juga memungkinkan bahwa panjang obyek dapat berubah dari waktu ke waktu dan pada lingkungan yang berbeda (misalnya perubahan temperatur). Salah satu tujuan penilaian adalah untuk mengurangi kesalahan tersebut hingga ke tingkatan yang sesuai dengan tujuan tes. Tes yang beresiko tinggi (high-stakes tes), seperti ujian untuk mendapatkan SIM, harus mempunyai kesalahan yang sangat kecil. Tes di kelas dapat mentolerir kesalahan yang lebih tinggi secara wajar kesalahan tersebut mudah dikoreksi sepanjang proses pengujian. Reliabilitas hanya mengacu pada derajat tingkat kesalahan yang tidak sistematis, yang disebut kesalahan acak.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

KESIMPULAN

 

Reliabilitas merupakan suatu tes untuk mengukur atau mengamati sesuatu yang menjadi objek ukur. Reliabilitas ini bertujuan untuk menunjukkan konsistensi skor-skor yang diberikan skorer satu dengan yang lainnya. Terdapat 3 cara yang digunakan untuk mengukur reliabilitas yaitu tes tunggal, tes ulang, dan tes ekuivalen. Terdapat pula jenis-jenis reliabilitas tes yaitu reliabilitas stabilitas, reliabilitas terwakili dan reliabilitas seimbang. Kemudian terdapat faktor-faktor yang memengaruhi reliabilitas diantaranya yaitu jumlah butir soal, homogenitas soal tes, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tes, keseragaman kondisi pada saat tes diberikan, kecocokan tingkat kesukaran terhadap peserta tes, heterogenitas kelompok, motivasi individu, dan reliabilitas skor. Selanjutnya cara untuk mencari besarnya reliabilitas yaitu dengan pendekatan tes tunggal dan teknik nontes belah dua. Macam-macam reliabilitas yaitu Reliabilitas ulang uji, Reliabilitas rumus Kuder-Richardson 20 dan 21, Reliabilitas Alpha Cronbach, Reliabilitas Bentuk Paralel, Reliabilitas dengan tes-retes, Reliabilitas bentuk ekivalensi, dan Reliabilitas dengan belah dua.

Dengan adanya uji reliabilitas ini maka penilaian yang dihasilkan akan memiliki sebuah mutu yang berkualitas. Karena penilaian  yang sudah melalui uji reliabilitas sudah dianggap bagus dan memenuhi standart.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Sumber : https://www.dosenpendidikan.co.id/reliabilitas/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aksi nyata modul 1.2

Berikut adalah link aksi nyata modul 1.2 program guru penggerak angkatan 9 Link aksi nyata modul 2.1