Sabtu, 12 Desember 2020

HIPOTESIS DALAM PENELITIAN

 


BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Dengan mempunyai rasa keingintahuan tentang sesuatu, mendorong manusia untuk meneliti dan menghasilkan kebenaran. Untuk melakukan penelitian maka harus dilewati berbagai tahapan terlebih dahulu, ini sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu hal penting yang dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskan hipotesis.

Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.

Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik terutama peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis. Untuk menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada kriteria perumusan hipotesis, bagaimana bentuk/ pola hubungan dalam penelitiannya, bagaimana pola berpikir dalam menyusun hipotesis dan jenis- jenis hipotesis. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka makalah ini akan membahas mengenai hakikat hipotesis hingga pola hubungan variabel yang berkaitan dengan penarikan hipotesis.

 

B.  Rumusan Masalah

1.    Apa pengertian hipotesis dalam penelitian ?

2.    Apa fungsi hipotesis dalam penelitian ?

3.    Apa saja ciri- ciri hipotesis dalam penelitian ?

4.    Bagaimana penjelasan mengenai hipotesis yang baik ?

5.    Bagaimana menguji hipotesis ?

6.    Bagaimana peranan hipotesis dalam penelitian ?

7.    Bagaimana jenis- jenis hipotesis dalam penelitian sejarah ?

8.    Apa saja jenis-jenis penelitian dalam sejarah ?

 

C.  Tujuan

1.    Untuk mengetahui pengertian hipotesis dalam penelitian.

2.    Untuk mengetahui fungsi hipotesis dalam penelitian.

3.    Untuk mengetahui ciri- ciri hipotesis dalam penelitian.

4.    Untuk mengetahui penjelasan mengenai hipotesis yang baik.

5.    Untuk mengetahui cara menguji hipotesis.

6.    Untuk mengetahui peranan hipotesis dalam penelitian.

7.    Untuk mengetahui jenis- jenis hipotesis dalam penelitian.

8.    Untuk mengetahui jenis-jenis penelitian dalam sejarah.

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Hipotesis

Hipotesis (atau ada pula yang menyebutnya dengan istilah hipotesa) dapat diartikan secara sederhana sebagai dugaan sementara. Hipotesis berasal dari bahasa Yunani hypo yang berarti di bawah dan thesis yang berarti pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Jika dimaknai secara bebas, maka hipotesis berarti pendapat yang kebenarannya masih diragukan. Untuk bisa memastikan kebenaran dari pendapat tersebut, maka suatu hipotesis harus diuji atau dibuktikan kebenarannya.

Untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis, seorang peneliti dapat dengan sengaja menciptakan suatu gejala, yakni melalui percobaan atau penelitian. Jika sebuah hipotesis telah teruji kebenarannya, maka hipotesis akan disebut teori.

Dalam penelitian ada dua jenis hipotesis yang seringkali harus dibuat oleh peneliti, yakni hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Pengujian hipotesis penelitian merujuk pada menguji apakah hipotesis tersebut betul-betul terjadi pada sampel yang diteliti atau tidak. Jika apa yang ada dalam hipotesis benar-benar terjadi, maka hipotesis penelitian terbukti, begitu pun sebaliknya. Sementara itu, pengujian hipotesis statistik berarti menguji apakah hipotesis penelitian yang telah terbukti atau tidak terbukti berdasarkan data sampel tersebut dapat diberlakukan pada populasi atau tidak.

Hipotesis ilmiah ialah ketika mencoba untuk mengungkapkan jawaban untuk masalah diselidiki. Hipotesis ini dikonfirmasi ketika semua gejala yang tidak bertentangan dengan hipotesis. Dalam upaya untuk membuktikan hipotesis, peneliti dapat dengan sengaja menyebabkan atau membuat gejala. Musyawarah ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis telah diverifikasi disebut teori.

Pengertian Hipotesis Menurut Para Ahli

  1. Menurut Prof. Dr. S. Nasution, Hipotesis adalah dugaan tentang apa yang kita amati dalam upaya untuk memahaminya. (Nasution:2000)
  2. Zikmund (1997:112), Menurut Zimund Hipotesis adalah proposisi atau dugaan belum terbukti bahwa tentatif menjelaskan fakta atau fenomena, serta kemungkinan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.
  3. Menurut Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti (2007:137), Hipotesis adalah pernyataan atau tuduhan bahwa sementara masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu benar) sehingga harus diuji secara empiris.
  4. Menurut Mundilarso,  Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah tingkat kebenaran yang masih harus diuji dengan menggunakan teknik tertentu.
    Hipotesis dirumuskan dalam hal teori, dugaan, pengalaman pribadi / orang lain, kesan umum, kesimpulannya adalah masih sangat awal. Hipotesis adalah pernyataan keadaan 
    populasi yang akan diverifikasi menggunakan data / informasi yang dikumpulkan melalui sampel.
  5. Menurut Kerlinger (1973),  Hipotesis adalah pernyataan dugaan hubungan antara dua variabel atau lebih.

 

 

 

 

B.     Fungsi Hipotesis Penelitian

·         Untuk menguji teori,

·         Mendorong munculnya teori,

·         Menerangkan fenomena sosial,

·         Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,

·         Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.

 

C.    Ciri- Ciri Hipotesis

Ciri – ciri hipotesis sebagai berikut :

1.      Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement) bukan dalam bentuk kalimat tanya.

2.      Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti. Hal ini berarti bahwa hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan yang sedang atau akan diteliti.

3.      Hipotesis harus dapat diuji, Hal ini berarti bahwa suatu hipotesis harus mengandung atau terdiri dari variabel-variabel yang diukur dan dapat dibanding-bandingkan. Hipotesis yang tidak jelas pengukuran variabelnya akan sulit mencapai hasil yang objektif.

4.      Hipotesis harus sederhana dan terbatas. Artinya hipotesis yang tidak menimbulkan perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas sifatnya.

Agar dapat merumuskan hipotesis yang memenuhi kriteria tersebut perlu dipertimbangkan berbagai hal antara lain yang terpenting adalah teknik yang akan digunakan dalam menguji rumusan hipotesis yang dibuat. Apabila suatu teknik tertemu dalam rumusan hipotesis ditetapkan, maka bentuk rumusan hipotesis yang dibuat dapat digunakan dalam penelitian.

 

 

D.    Ciri Hipotesis yang baik

Perumusan hipotesis yang baik dan benar harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan deklaratif, bukan kalimat pertanyaan.
  2. Hipotesis berisi penyataan mengenai hubungan antar paling sedikit dua variabel penelitian.
  3. Hipotesis harus sesuai dengan fakta dan dapat menerangkan fakta.
  4. Hipotesis harus dapat diuji (testable). Hipotesis dapat duji secara spesifik menunjukkan bagaimana variabel-variabel penelitian itu diukur dan bagaimana prediksi hubungan atau pengaruh antar variabel termaksud.
  5. Hipotesis harus sederhana (spesifik) dan terbatas, agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian.

E.     Menguji Hipotesis

Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis, apakah harus menerima atau menolak hipotesis. Ada bahayanya seorang peneliti cenderung untuk menerima atau membenarkan hipotesisnya, karena ia dipengaruhi bias atau perasangka. Dengan menggunakan data kuantitatif yang diolah menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin, jadi seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data, dan harus menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran.

 

 

 

F.     Peranan Hipotesis

Peranan Hipotesis Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya. Oleh karena itu, ia berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori. Dalam kasus penelitian sejarah, ada sebagian orang yang berasumsi bahwa hipotesa tidaklah diperlukan. Namun pemakalah menilai anggapan tersebut salah, sebab metode-metode lain selain metode sejarah juga memerlukan adanya hipotesa sebagai jawaban sementara dalam memecahkan masalah. Walaupun memang, jika hanya untuk memperoleh data-data masa lampau untuk kebutuhan masa sekarang, maka hipotesa tidak diperlukan. Namun, penelitian yang hanya mengumpulkan data masa lalu, tentunya tidaklah mungkin disebut sebagai penelitian dalam arti sebenarnya.

 Ia hanyalah sebagian kecil dari hierarki tatacara dalam metode ilmiah khususnya pada penelitian sejarah. Seperti halnya penelitian-penelitian lain, metode sejarah juga bermaksud untuk menemukan suatu generalisasi. Tujuannya ingin menemukan pengertian-pengertian tentang fenomena-fenomena tertentu, dengan dimensi waktu tertentu, yang mana generalisasi itu mencakup bukan saja masa lampau, tetapi juga tentang masa sekarang, dan masa yang akan datang. Karena itu, hipotesa dalam metode sejarah diperlukan sebagai titik tolak dalam memfokuskan, serta memandu kerja metode ini. Jadi, peran hipotesis sangat penting, karena fungsinya yang akan menentukan kemana arah pemikiran si peneliti dalam proses elaborasi fakta-fakta sejarah. Sehingga proses pengumpulan data, analisa, pengolahan dan seterusnya akan menjadi lebih mudah. Secara singkat, peran hipotesa dalam penelitian mencakup banyak hal. Di antaranya sebagai jawaban atau kesimpulan sementara dari suatu masalah; memberikan arah dalam pencarian, pengumpulan, serta analisa data; memberi kerangka pada penyusunan penelitian; memperjelas keadaan, kegunaan, serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang; membantu memprediksi kejadian-kejadian mendatang yang mungkin terjadi; mengemukakan pernyataan tentang hubungan dua konsep yang secara langsung dapat diuji dalam peneltian

Sampai di sini dapat dikatakan, bahwa peran hipotesa dalam penelitian sejarah mencakup 3 elemen dasar. Pertama, fungsi penjelas (Explanation). Maksudnya, hipotesa digunakan untuk memperjelas, dan mempertajam ruang lingkup, atau bangunan variabel yang akan diteliti. Kedua, fungsi prediksi (Prediction). Memprediksi, dan membantu menemukan fakta tentang sesuatu hal yang hendak diteliti. Terakhir, fungsi pengendali (Control). Teori digunakan untuk mengendalikan focus pembahasan pada tujuan utama, serta terhindar dari jebakan “godaan-godaan” dalam proses penelitian.23 Peran asumsi dalam penelitian, terletak terutama dalam mengembangkan teori, dan menafsirkan hasil penelitian. Pengertian hipotesis adalah kenyataan penting yang dianggap benar tetapi belum

 

G.    Kegunaan Hipotesis

Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif. Ada tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:

  1. Hipotesis dapat dikatakan alat kerja teoritis. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah yang akan diteliti. Sebagai contoh, penyebab dan konsekuensi dari konflik dapat dijelaskan melalui teori konflik.
  2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau pemalsuan.
  3. Hipotesis adalah alat yang hebat untuk memajukan pengetahuan karena para ilmuwan dapat membuat keluar dari dirinya. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salah dalam cara bebas dari nilai-nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.

H.    Manfaat Hipotesis

Penetapan hipotesis dalam sebuah penelitian memberikan manfaat sebagai berikut:

  1. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
  2. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
  3. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
  4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.

Oleh karena itu kualitas manfaat dari hipotesis tersebut akan sangat tergantung pada:

  1. Pengamatan yang tajam dari si peneliti terhadap fakta-fakta yang ada.
  2. Imajinasi dan pemikiran kreatif dari peneliti.
  3. Kerangka analisa yang digunakan oleh peneliti.
  4. Metode dan desain penelitian yang dipilih oleh peneliti.

I.       Jenis-jenis Hipotesis Dalam Sejarah

1.      Hipotesis Deskriptif

Adalah dugaan terhadap nili satu variable dalam satu sampel walaupun di dalamnya bias terdapat beberapa kategori. Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yaitu yang berkenaan dengan variable mandiri.

Contoh hipotesis dekriptif :

Ho : Kecenderungan masyarakat memilih warna mobil gelap.

Ha : Kecenderungan masyarakat memilih warna mobil bukan warna gelap.

2.      Hipotesis Komparatif

Adalah dugaan terhadap perbandingan nilai dua sampel atau lebih. Dalam hal komparasi ini terdapat beberapa macam yaitu :

a.       Komparasi berpasangan (related) dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel).

b.      Komparasi independen dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel).

Contoh :

-          Sampel berpasangan, komparatif dua sampel

Ho : tidak terdapat perbedaan nilaai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan.

Ha : terdapat berbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan.

-          Sampel independen, komparatif tiga sampel

Ho : tidak terdapat perbedaan antara birokrat, akademisi dan pebisnis dalam memilih partai.

Ha : terdapat perbedaan antara birokrat, akademisi dan pebisnis dalam memilih partai.

3.      Hipotesisi Asosiatif

Hipotesis asosiatif adalah dugaan terhadap hubungan antara dua variable atau lebih. Hipotesis asosiatif merupakan salah satu dari macam- macam hipotesis.

Contoh :

      Ho : tidak terdapat hubungan antara jenis profesi dengan jenis olahraga yang disenangi.

      Ha : terdapat hubungan antara jenis profesi dengan jenis olahraga yang disenangi.

 

J.      Macam-Macam Penelitian Dalam Sejarah

Secara umum dapat dimengerti bahwa penelitian sejarah merupakan penelaahan serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis.

a.       Penelitian sejarah komparatif

Penelitian sejarah komparatif adalah metode penelitian yang menggunakan metode sejarah untuk membandingkan faktor-faktor dari fenomena sejenis pada periode masa lampau. Misalkan saja membandingkan cara pengajaran di China dan Jawa pada masa kerajaan Majapahit. Dalam hal ini peneliti ingin memperlihatkan unsur-unsur perbedaan dan persamaan dari fenomena-fenomena sejenis, ingin membandingkan usaha tani serta faktor sosial yang mempengaruhi usaha tani dari beberapa negara dan membandingkannya dengan usaha tani Indonesia dalam tahap-tahap tren waktu zaman pertengahan.

 

 

b.      Penelitian Yuridis atau Legal

Penelitian Yuridis atau legal adalah penelitian yang menggunakan metode sejarah untuk menyelidiki hal-hal yang menyangkut hukum. Baik hukum formal maupun hukum nonformal pada masa yang lalu. Misalnya peneliti ingin mengetahui dan menganalisis tentang keputusan pengadilan akibat hukum adat serta pengaruhnya terhadap masyarakat pada masa lampau, serta ingin membuat generalisasi tentang pengaruh hukum tersebut atas masyarakat.

c.       Penelitian Biografis

Penelitian biografis adalah penelitian yang menggunakan metode sejarah untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan masyarakat. Dalam penelitian ini diteliti sifat-sifat, watak, pengaruh pemikiran dan ide dari subjek peneltian pada masa hidupnya, serta pembentukan watak figur yang diterima selama hayatnya. Sumber-sumber data sejarah untuk penelitian biografis antara lain surat-surat pribadi, buku harian, hasil karya seseorang, karangan-karanganseseorang tentang figur yang diselidiki ataupun catatan-catatan teman dari orang yang diteliti.

d.      Penelitian Bibliografis

Penelitian bibliografis adalah penelitian yang menggunakan metode-metode sejarah untuk mencari, menganalisis, membuat interprestasi serta generalisasi dari fakta-fakta yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau organisasi dikelompokan kedalam penelitian bibliografis. Penelitian ini mencakup hasil pemikiran dan ide yang telah ditulis oleh para pemikir dan para ahli. Kerja penelitian ini termasuk menghimpun karya tertentu dari seorang penulis atau seorang filsuf dan menerbitkan kembali dokumen unik yang dapat dianggap hilang dan tersembunyi, seraya memberikan interprestasi serta generalisasi yang tepat terhadap karya-karya tersebut.

 

BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani : hypo yang artinya di bawah, thesis artinya pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian.

Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah- kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti dan terarah. Dalam penggunaannya sehari- hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Oleh karena itu, setiap penelitian yang dilakukan memiliki suatu hipotesis atau jawaban sementara terhadap penelitian yang akan dilakukan. Dari hipotesis tersebut akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah hipotesis tersebut benar adanya atau tidak benar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B.     DAFTAR PUSTAKA

 

Husaini Usman, dkk. 2004. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara

 

Sulasman. (2014). Metodologi Penelitian Sejarah, Teori, Metode, Contoh      Aplikasi, Bandung : Pustaka Setia

https://seputarilmu.com/2019/11/hipotesis.html

https://www.statistikian.com/2017/06/hipotesis-statistik-dan-penelitian.html

https://www.statistikian.com/2012/10/hipotesis.html

 

Aksi nyata modul 1.2

Berikut adalah link aksi nyata modul 1.2 program guru penggerak angkatan 9 Link aksi nyata modul 2.1