Pembelajaran yang demikian dapat diwujudkan salah satunya dengan menerapkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi HOTS (Higher Order Thinking Skills).
Kurikulum 2013 telah mengadopsi taksonomi Bloom yang direvisi oleh Anderson, menjadi enam level keterampilan berpikir, yaitu mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) merupakan suatu kemampuan berpikir yang tidak hanya membutuhkan kemampuan mengingat saja, namun membutuhkan kemampuan lain yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir kreatif dan kritis.
Pemerintah mengharapkan para peserta didik dapat mencapai berbagai kompetensi dengan penerapan HOTS atau Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi tersebut.
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi juga diterapkan menyusul masih rendahnya peringkat Programme for International Student Assessment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dibandingkan dengan negara lain, sehingga standar soal UN ditingkatkan untuk mengejar ketertinggalan.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi dipicu oleh empat kondisi berikut.
1. Sebuah situasi belajar tertentu yang memerlukan strategi pembelajaran yang spesifik dan tidak dapat digunakan di situasi belajar lainnya.
2. Kecerdasan yang tidak lagi dipandang sebagai kemampuan yang tidak dapat diubah, melainkan kesatuan pengetahuan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terdiri dari lingkungan belajar, strategi, dan kesadaran dalam belajar.
3. Pemahaman pandangan yang telah bergeser dari unidimensi, linier, hirarki atau spiral menuju pemahaman pandangan ke multidimensi dan interaktif.
4. Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih spesifik seperti penalaran, kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
Proses Berpikir Kompleks Dalam HOTS
Keterampilan berpikir tingkat tinggi HOTS melibatkan proses berpikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat simpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar.
Keterampilan ini juga digunakan untuk menggarisbawahi berbagai proses tingkat tinggi menurut jenjang taksonomi Bloom.
Baca : Kata Kerja Operasional Taksonomi Bloom Terbaru Untuk Anda Ketahui
Menurut Bloom, keterampilan dibagi menjadi dua bagian. Pertama adalah keterampilan tingkat rendah yang penting dalam proses pembelajaran, yaitu: mengingat (remembering), memahami (understanding), dan menerapkan (applying)
Kedua adalah yang diklasifikasikan ke dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi berupa keterampilan menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating).
Terdapat lima kompetensi yang dituntut dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi, sebagai berikut.
1. Kemampuan berpikir kritis (criticial thinking).
2. Kreatif dan inovasi (creative and innovative).
3. Kemampuan berkomunikasi (communication skill).
4. Kemampuan bekerja sama (collaboration).
5. Kepercayaan diri (confidence).
Lima hal yang diharapkan pemerintah tersebut menjadi target karakter peserta didik pada sistem evaluasi, yaitu dalam UN dan juga merupakan kecakapan abad 21.
Baca : Kenali 4 C, Empat Keterampilan Abad 21 yang Harus Dimiliki Peserta Didik
Aspek Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi HOTS
Pembelajaran yang berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi adalah pembelajaran yang melibatkan 3 (tiga) aspek keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu: transfer of knowledge, critical and creative thinking, dan problem solving.
Di dalam proses pembelajaran keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak memandang level KD, apakah KD nya berada pada tingkatan C1, C2, C3, C4, C5, atau C6.
1. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Sebagai Transfer of Knowledge
Di dalam hubungannya dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi HOTS sebagai transfer of knowledge, maka pembelajaran akan menyatukan kemampuan berpikir sesuai ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Penjelasan lengkapnya dapat di baca di sini.
2. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Sebagai Critical dan Creative Thinking
Secara sederhana, keterampilan berpikir kritis artinya kemampuan untuk membuat penilaian-penilaian yang masuk akal.
Keterampilan berpikir kritis dan kreatif (Critical and Creative Thinking) merupakan proses dimana segala pengetahuan dan keterampilan dikerahkan dalam memecahkan permasalahan yang muncul. Penjelasan lengkapnya dapat dibaca di sini.
3. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Sebagai Problem Solving
Problem solving adalah suatu metode dalam memecahkan suatu permasalahan. Idealnya aktivitas pembelajaran tidak hanya difokuskan pada upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya.
Akan tetapi, pembelajaran juga mencakup aspek tentang bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang didapat untuk menghadapi situasi baru atau memecahkan masalah-masalah khusus yang ada kaitannya dengan materi yang dipelajari.
Tujuan dari pembelajaran problem solving adalah peserta didik menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan, kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya. Penjelasan lengkapnya dapat dibaca di sini.
Demikian ulasan mengenai tiga aspek Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi HOTS dan penjelasannya. Semoga bermanfaat.
Berikut link Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi Pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi:
Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi Pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar