KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Fakta dan Konsep Dalam Sejarah” ini tepat
pada waktunya. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata
kuliah Metode Sejarah yang diampu
oleh Bapak Dr. Rahayu Permana, M.Hum
Kami selaku penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada banyak pihak yang telah mendukung kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Segala upaya telah kami dilakukan
untuk menyempurnakan makalah ini, namun bukan tidak mungkin dalam penulisan
makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam menyempurnakan
makalah lain di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat
dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua, serta menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai, Amin.
Jakarta,
September 2020
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengertian
sejarah berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata syajaratun yang memiliki arti
pohon kayu. Pengertian pohon kayu di sini adalah adanya suatu kejadian,
perkembangan atau pertumbuhan tentang sesuatu hal (peristiwa) dalam suatu
kesinambungan (kontinuitas). Ilmu sejarah sering dikaitkan dengan politik,
padahal yang sesungguhnaya ilmu sejarah itu memiliki arti yang cangkupannya
dapat lebih luas karena berhubungan dengan kejadian masyarakat di masa lalu
yang dapat dilihat dari segi ilmu-ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi,
antropologi budaya, psikologi, geografi, dan ilmu ekonomi. Sehingga sejarah dan
ilmu-ilmu sosial saling berkaitan dalam pembahasannya sesuai kajian dan objek
yang dipelajari.
Sejarah
adalah studi tentang kehidupan manusia di masa lalu. Para sejarawan tertarik
dengan semua aspek kegiatan manusia di masa lampau baik dalam bidang politik,
ekonomi, hukum, militer, sosial, keagamaan, kreativitas (seperti yang berkaitan
dengan seni, musik, arsitekur Islam, literatur), keilmuan dan intelektual. Hal
itulah yang membuat para ilmuwan mengkaji tentang sejarah di masa lampau
mengenai berbagai bidang kehidupan.
Adapun
ilmu sejarah sendiri adalah ilmu yang digunakan untuk mempelajari peristiwa
penting masa lalu manusia. Pengetahuan sejarah meliputi pengetahuan akan
kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan akan cara berpikir secara
historis.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat
diajukan beberapa rumusan masalah yang diantaranya meliputi:
1. Apa pengertian dari sejarah?
2. Bagaimana fakta sejarah?
3. Bagaimana konsep dasar sejarah?
1.3. Tujuan
Dengan rumusan masalah di atas maka
diharapkan dapat mengetahui dan memahami
tujuan:
1.
Untuk mengetahui pengertian dari sejarah
2.
Untuk mengetahui fakta sejarah
3.
Untuk mengetahui konsep dasar sejarah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sejarah
Kata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (شجرة: šajaratun)
yang artinya pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh (تاريخ ). Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih
adalah waktu atau penanggalan. Kata
Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang
berarti ilmu atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi history, yang berarti masa lalu manusia. Kata lain yang
mendekati acuan tersebut adalah Geschichte yang
berarti sudah terjadi. Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah
sejarah yang dipakai dalam literatur bahasa Indonesia itu terdapat beberapa
variasi. Meskipun begitu, banyak yang mengakui bahwa istilah sejarah
berasal-muasal dalam bahasa Yunani yaitu historia. Dalam
bahasa Inggris dikenal dengan history, bahasa
Prancis historie, bahasa Italia storia,
bahasa Jerman geschichte yang berarti yang
terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis.
Menilik pada makna secara kebahasaan dari berbagai bahasa di atas dapat
ditegaskan bahwa pengertian sejarah menyangkut dengan waktu dan peristiwa.
Berikut ini adalah beberapa pengertian
sejarah dari berbagai ahli seajarah, secara lengkapnya adalah sebagai berikut:
1. J.V. Bryce; Sejarah adalah catatan dari apa
yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.
2. W.H. Walsh; Sejarah itu menitikberatkan pada
pencatatan yang berarti dan penting saja bagi manusia. Catatan itu meliputi
tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal
yang penting sehingga merupakan cerita yang berarti.
3. Patrick Gardiner; Sejarah adalah ilmu yang
mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.
4. Roeslan Abdulgani; Ilmu sejarah adalah salah
satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis
keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta
kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh
hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan
pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa
depan.
5. Moh. Yamin; Sejarah adalah suatu ilmu
pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat
dibuktikan dengan bahan kenyataan.
6. Ibnu Khaldun; Sejarah didefinisikan sebagai
catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi
pada watak/sifat masyarakat itu.
7. Moh. Ali; Dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, dipertegas pengertian
sejarah adalah sebagai berikut: (1) jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau
peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita, (2) cerita tentang
perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita,
(3) ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian, dan atau
peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
Dari beberapa uraian di atas dibuat kesimpulan sederhana
bahwa sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa
atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.
Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang
abadi, unik, dan penting. Peristiwa yang abadi adalah peristiwa sejarah yang
tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa. Peristiwa yang unik
adalah peristiwa sejarah yang hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang
persis sama untuk kedua kalinya. Sementara peristiwa yang penting adalah
peristiwa sejarah yang mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang banyak.
2.2. Fakta Sejarah
Apa yang setiap hari disajikan oleh surat kabar kepada kita
bukanlah kejadian-kejadian melainkan pernyataan tentang kejadian atau fakta.
Seperti telah diterangkan di atas kejadian yang telah terjadi sebagai sejarah
dalam arti objektif tidak mungkin lagi diulang atau dialami kembali., akan
tetapi bekas-bekasnya sebagai memori dapat diungkapkan atau diaktualisasikan .
Bentuk pengungkapan kembali ialah pernyataan (statement) tentang kejadian itu.
Oleh karena itu, dapat dijabarkan fakta adalah suatu statement tentang suatu
kejadian/peristiwa. Dengan demikian, jelaslah bahwa fakta sebenarnya merupakan
produk dari proses mental (sejarawan) atau memorisasi. Pada hakikatnya fakta
juga bersifat subyektif,memuat unsur dari subyek.
Bahan utama yang digunakan sejarawan menyusun suatu cerita
atau analisis sejarah ialah fakta, dan fakta itu pada hakikatnya adalah suatu
konstruk yang dibuat oleh sejarawan, maka sebenarnya fakta sejarah telah
mengandung unsur subjektif, yaitu unsur-unsur subjek, dalam hal ini ialah
penulis sendiri. Dipandang secara demikian, maka sukar dipertanggung jawabkan
bahwa fakta adalah fakta yang mencerminkan apa yang sesungguhnya telah terjadi.
Menurut Sartono Kartodiharjo,” fakta adalah kejadian yang telah terjadi sebagai
sejarah dalam arti objektif tidak mungkin lagi diulangi atau dialami kembali,
akan tetapi bekas-bekasnya bisa diungkapkan atau diaktualisasikan “.
Sejarah pada umumnya ditulis berdasarkan pemikiran dan
tindakan manusia di masa lampau. Oleh karena itu sejarawan harus berusaha
mengadakan penyelidikan untuk mengetahui segala yang diperbuat dan dipikirkan
oleh manusia pada masa lampau . Dalam proses penyelidikan itu pula sejarawan
harus bekerja untuk memperoleh fakta-fakta sejarah dan dapat memaparkannya.
Fakta adalah suatu pernyataan tentang suatu kejadian/peristiwa. Peristiwa
sejarah dalam arti obyektif tidak mungkin lagi diulang atau dialami kembali
akan tetapi bekas-bekasnya sebagai memori dapat diungkapakan atau
diaktualisasikan.
Fakta sejarah juga dapat didefiniskan sebagai suatu unsur
yang dijabarkan secara langsung atau tidak langsung dari dokumen. Dokumen
sejarah dan dianggap kredibel setelah pengujian yang seksama sesuai dengan
hukum-hukum metode sejarah. Yang dimaksud kredibel disini adalah bukanlah apa
yang sesungguh-sungguhnya terjadi, melainkan bahwa unsur itu paling dekat
dengan apa yang sesungguh-sungguhnya terjadi, sejauh dapat kita ketahui
berdasarkan suatu penyelidikan kritis terhadap sumber-sumber terbaik yang ada .
Perlu kiranya ditegaskan kembali bahwa fakta tidaklah sama dengan realitas atau
kenyataan dan kejadian sehari-hari, yang bersifat pasti, tidak berubah. Tetapi
fakta adalah pernyataan, rumusan atau kesimpulan dari kejadian atau realitas
sehari-hari tersebut. Karena itu fakta bisa saja berubah, kalau ditemukan data
dan sumber yang lebih kredibel.
2.2.1. Macam-macam fakta
sejarah
Menurut Bacher fakta-fakta
sejarah dapat dibedakan menjadi:
a. Fakta-fakta keras (hard
facts) yaitu fakta-fakta yang telah teruji kebenarannya. Sebagai contoh
Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. dalam depot arsip
tersimpan banyak dokumen yang mendukung atau menjelaskan peristiwa tersebut.
b. Fakta-fakta lunak (cold
facts) yaitu fakta-fakta yang belum dikenal dan masih perlu diselidiki
kebenarannya. Untuk menguji kebenaran fakta-fakta itu, sejarawan harus
mendapatkan bukti-bukti yang kuat. Selanjutnya sejarawan juga harus pandai
mengelola dan menyusun fakta-fakta agar dapat membuhakan rekontruksi dalam
bentuk kisah.
2.2.2. Bentuk Fakta Sejarah
a. Fakta mental : Fakta mental
adalah kondisi yang dapat menggambarkan suasana pikiran, perasaan batin,
kerohanian, dan sikap yang mendasari suatu karya cipta. Jadi fakta mental
bertalian dengan perilaku, ataupun tindakan moral manusia yang mampu menentukan
baik buruknya kehidupan manusia, masyarakat, dan Negara misalnya, mental orang
Aceh yang keras dan tak mudah menyerah, mengakibatkan pihak Belanda kewalahan
dalam menghadapi perlawanannya.
b. Fakta Sosial : Fakta sosial
adalah fakta sosial yang berdimensi sosial, yakni kondisi yang mampu
menggambarkan tentang keadaan sosial, Jadi fakta sosial berkenaan dengan
kehidupan suatu masyarakat, kelompok masyarakat atau suatu negara yang
menumbuhkan hubungan sosial yang harmonis serta komunikasi yang terjaga baik.
Misalnya, bangunan arsitektur Eropa di kota Indonesia. Ini menandakan Bahwa di
kota bersangkutan pernah di tempati oleh orang-orang asal Eropa yang membangun
rumah yang beraksitektur dan tidak jauh beda dengan negara asalnya.
c. Artefak adalah semua benda
baik secara keseluruhan atau sebagian hasil garapan tangan manusia, contohnya
candi, patung, dan perkakas.
2.3. Konsep Dasar Sejarah
Berpangkal
dari arti istilah sejarah seperti yang telah diuraikan di muka, para ahli
sejarah sepakat bahwa ada tiga komponen pengertian atau konsep sejarah yang
berbeda namun berkaitan satu sama lain.
2.3.1. Sejarah Sebagai Peristiwa
Sejarah sebagai peristiwa ialah kejadian, kenyataan,
aktualitas, sejarah in concreto atau an sich yang sebenarnya telah terjadi
atau berlangsung pada waktu yang lalu; sejarah sebagai res gestae atau menurut Mohammad Ali disebut sejarah-serba objek. Sebagai contoh yang diungkapkan secara umum
dalam bahasa sehari- hari, misalnya: ”Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang
menyerah tanpa syarat kepada Sekutu Amerika dan kawan-kawannya”. Contoh lain misalnya “Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dilakukan oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta”. Itulah contoh konsep
atau pengertian yang dimaksud sejarah sebagai peristiwa. Peristiwa atau
kejadian ada yang bersifat alamiah, misalnya gunung meletus, banjir, kemarau
panjang, gerhana matahari dan sebagainya. Selain itu ada peristiwa yang
bersifat insaniah, yakni berkaitan dengan manusia, baik angan-angan, gagasan,
pikiran, sikap, perilaku, tindakan dan hasil karya manusia, baik yang bersifat
materiil maupun spiritual yakni kebudayaan. Sejarah sebagai peristiwa
menyangkut peran manusia baik sebagai objek maupun sebagai subjek pelaku dalam
peristiwa sejarah dalam dimensi waktu dan ruang, yakni kurun waktu dan
lingkungan alamnya.
Apakah
yang kita namakan peristiwa atau kejadian? Secara mudah kejadian adalah hal
yang terjadi. Lalu kita bertanya lagi: “Apakah yang terjadi?” Terhadap
pertanyaan ini banyak sekali jawaban yang dapat kita berikan. Apakah yang
terjadi di planet bumi kita ini? Menurut para pakar ilmu pengetahuan, bumi kita
ini terjadi atau dijadikan. Demikianlah pula tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia
yang hidup di atas permukaan bumi. Untuk dapat hidup langsung manusia bergaul
dengan sesamanya, membuat perkakas-perkakas, menjinakkan hewan dan memelihara
tumbuh-tumbuhan. Itu semuanya adalah perbuatan yang harus kita golongkan ke
dalam kejadian juga.
Kesimpulannya,
apa saja yang terjadi dan terbentuk dalam masa yang lampau adalah kejadian.
Semua kejadian terutama yang menyangkut kehidupan manusia termasuk perbincangan
sejarah. Dengan demikian tidak terhitunglah jumlah kejadian di masa yang lampau
itu. Anda dapat membayangkan berapa jumlah kejadian-kejadian di bumi ini, sejak
bumi diciptakan hingga sedetik yang lalu. Jumlah kejadian- kejadian itu akan
lebih besar lagi bila kita ketahui, bahwa yang dimaksud dengan kejadian itu
bukan saja hal-hal yang dapat ditangkap dengan pancaindra manusia, tetapi juga
apa saja yang pernah dicita-citakan manusia atau yang ditakutinya.
Kejadian-kejadian di masa lampau itu walaupun sudah tidak ada lagi,
kesan-kesannya (untuk sebagian atau seluruhnya) tinggal membekas pada ingatan
manusia, tetapi ingatan manusia terbatas, manusia pada umumnya tidak dapat
mengingat-ingat seluruh kejadian yang dialaminya dan tidak selamanya ia dapat
mengingat satu kejadian saja secara lengkap. Maka dari itu banyaklah
kejadian-kejadian di masa lampau yang ”hilang”
dan di antaranya yang “hilang” itu sebagian besar belum dapat ditemukan kembali.
2.3.2.
Sejarah Sebagai Kisah
Sejarah sebagai kisah ialah cerita berupa
narasi yang disusun dari memori, kesan atau tafsiran manusia terhadap
kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi atau berlangsung pada waktu yang
lampau, yaitu sejarah sebagai rerum
gestarum atau menurut Moh. Ali disebut sejarah serba subjek. Bagi orang
kebanyakan sejarah yang kita kenal sehari-hari itu adalah sejarah sebagai
cerita. Secara tertulis cerita sejarah itu dapat kita baca dalam buku-buku
sejarah, majalah-majalah dan surat-surat kabar. Sejarah lisan kita dapat
mendengarnya dalam narasi, ceramah, percakapan-percakapan, penyajian pelajaran
sejarah di sekolah-sekolah atau kuliah-kuliah di perguruan tinggi dan dari
siaran radio atau TV. Juga kita dapat menyaksikan dalam sandiwara dan film.
Karena sejarah itu suatu cerita, sifatnya
bergantung kepada siapa yang menceritakannya. Yang bercerita adalah manusia dan
tiap manusia memiliki kepribadian yang beraneka ragam. Pencerminan kepribadian
manusia itu nampak jelas pada buku-buku sejarah yang disusunnya. Kita di sini
tidak dapat menyebutkan semua sifat atau tabiat manusia. Yang akan kita temukan
di sini hanyalah sifat-sifat yang mempengaruhinya dalam ia menyusun cerita
sejarah, seperti keadaan pribadinya, cita-cita dan pergaulannya, perbendaharaan
pengetahuannya di dalam sejarah dan lingkungannya. Tiap orang yang akan
menyusun cerita sejarah biasanya berpendirian agar ceritanya itu benar-benar
dapat dipercayai dan objektif, tetapi setelah ia mulai dengan pekerjaannya, mau
tidak mau ia dipengaruhi oleh sifat-sifatnya.
2.3.3. Sejarah Sebagai Ilmu
Sejarah sebagai ilmu suatu susunan
pengetahuan (a body of knowledge) tentang
peristiwa dan cerita yang terjadi dalam masyarakat manusia pada masa lampau
yang disusun secara sistematis dan metodis berdasarkan asas- asas, prosedur dan
metode serta teknik ilmiah yang diakui oleh para pakar sejarah. Sejarah sebagai
ilmu mempelajari sejarah sebagai aktualitas dan mengadakan penelitian serta
pengkajian tentang peristiwa dan cerita sejarah.
Sejarah sebagai ilmu ialah suatu ilmu
disiplin cabang pengetahuan tentang masa lalu, yang berusaha menentukan dan mewariskan pengetahuan mengenai
masa lalu suatu masyarakat tertentu. Sejarah selain mempunyai objek, metode
juga mempunyai pokok persoalan serta pengertian tersendiri. Sejarah sebagai
ilmu adalah susunan pengetahuan dalam suatu sistem tertentu (a body knowledge) yang disusun menurut
sistem metode khusus, dengan tujuan untuk memperoleh kebenaran tentang sesuatu.
Karena yang menentukan sesuatu pengetahuan itu ilmu atau bukan ilmu, ialah
terletak pada metode ilmiah yang dipergunakan untuk mencari kebenaran atau cara
untuk mendekatinya sehingga sampai pada suatu kebenaran. Seperti yang
dikemukakan oleh K. Pearson, bahwa: “The field of science is unlimited, its
materials is endless. The unity of science consists alone in its method, not in
its materials.” (Lapangan yang diteliti oleh ilmu tidak terbatas,
bahan-bahan yang diteliti adalah juga tidak ada habis-habisnya. Kesatuan ilmu
hanya berkat metodenya, bukan mengenai bahan-bahan yang diselidikinya).
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Sejarah pada umumnya ditulis berdasarkan pemikiran dan
tindakkan manusia di masa lampau. Dalam proses penyelidikan itu pula sejarawan
harus bekerja untuk memperoleh fakta-fakta sejarah dan dapat memaparkannya. Fakta adalah
suatu statement tentang suatu kejadian atau peristiwa. Peristiwa sejarah dalam
arti obyektif tidak mungkin lagi diulang atau dialami kembali akan tetapi
bekas-bekasnya sebagai memori dapat diungkapkan atau diaktualisasikan.
Bentuk pengungkapan kembali ialah pernyataan
tentang suatu kejadian. Pada hakekatnya fakta sejarah adalah suatu statement
tentang suatu kejadian atau peristiwa sejarah.
Para ahli sejarah sepakat bahwa paling tidak ada tiga
konsep sejarah yang dapat dibedakan satu sama lain akan tetapi berkaitan erat,
yakni: (1) sejarah sebagai peristiwa; (2) sejarah sebagai kisah, dan (3)
sejarah sebagai ilmu.
Sejarah
sebagai ilmu memang telah memiliki persyaratan pokok, yakni objek studi, metode
dan pokok permasalahan serta pengertian- pengertian tersendiri. Isu utama
sejarah ialah kesenjangan waktu (time
gap) karena objek studi sejarah adalah peristiwa dalam masyarakat manusia
pada masa lampau yang sudah lewat yang tak mungkin berulang lagi. Karena itu terdapat
kesenjangan waktu bagi kita, khususnya para peneliti sejarah yang hidup
sekarang untuk meneliti masa lalu, sepertinya tak mungkin.
3.2.
Saran
Dengan belajar tentang fakta dan konsep
sejarah maka kita bisa tahu bagaimana bagaimana hakikat fakta dan konsep
sejarah yang sesungguhnya dan pentingnya pendidikan dalam proses pembentukan
karakter suatu bangsa. Oleh karena itu sebagai generasi muda seharusnya kita
dapat berusaha lebih giat lagi untuk memajukan pendidikan di negara ini dengan
terus berkarya. Tingkatkan rasa kepedulian terhadap pendidikan terutama dalam
diri masing-masing. Jangan hanya karena tingginya biaya pendidikan bisa
menghambat kita untuk memperoleh suatu pendidikan, karena pada hakikatnya kita
bisa mendapatkan pendidikan dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja
tanpa dibatas oleh ruang dan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khoiru &
Sofan Amri.2011.Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta : Prestasi Pustaka
Supardan, Dadang.2011.Pengantar Ilmu Sosial, sebuah
kajian pendekatan struktural.
Jakarta:Bumi Aksara
Kartodirdjo,
Sartono .1992. Pendekatan Ilmu Sosial
dalam Metodologi Sejarah, Jakarta: PT Gramedia.
Ali, M. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, Yogyakarta: LKiS
Sjamsuddin, H. & Ismaun. 1996. Pengantar Ilmu Sejarah, Jakarta:
B3PTKSM.
Konsep Dasar IPS.Jakarta : Universitas Terbuka