Sabtu, 12 Desember 2020

MATA KULIAH METODE SEJARAH

 


KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Fakta dan Konsep Dalam Sejarah” ini tepat pada waktunya. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Metode Sejarah yang diampu oleh Bapak Dr. Rahayu Permana, M.Hum

Kami selaku penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada banyak pihak yang telah mendukung kami untuk menyelesaikan makalah ini.

Segala upaya telah kami dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun bukan tidak mungkin dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam menyempurnakan makalah lain di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua, serta  menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.

 

Jakarta,  September 2020

 

 

Penulis

 



BAB I
PENDAHULUAN

 

1.1.       Latar Belakang

Pengertian sejarah berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata syajaratun yang memiliki arti pohon kayu. Pengertian pohon kayu di sini adalah adanya suatu kejadian, perkembangan atau pertumbuhan tentang sesuatu hal (peristiwa) dalam suatu kesinambungan (kontinuitas). Ilmu sejarah sering dikaitkan dengan politik, padahal yang sesungguhnaya ilmu sejarah itu memiliki arti yang cangkupannya dapat lebih luas karena berhubungan dengan kejadian masyarakat di masa lalu yang dapat dilihat dari segi ilmu-ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi, geografi, dan ilmu ekonomi. Sehingga sejarah dan ilmu-ilmu sosial saling berkaitan dalam pembahasannya sesuai kajian dan objek yang dipelajari.

Sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia di masa lalu. Para sejarawan tertarik dengan semua aspek kegiatan manusia di masa lampau baik dalam bidang politik, ekonomi, hukum, militer, sosial, keagamaan, kreativitas (seperti yang berkaitan dengan seni, musik, arsitekur Islam, literatur), keilmuan dan intelektual. Hal itulah yang membuat para ilmuwan mengkaji tentang sejarah di masa lampau mengenai berbagai bidang kehidupan.

Adapun ilmu sejarah sendiri adalah ilmu yang digunakan untuk mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia. Pengetahuan sejarah meliputi pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan akan cara berpikir secara historis.

 

1.2.       Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diajukan beberapa rumusan masalah yang diantaranya meliputi:

1.      Apa pengertian dari sejarah?

2.      Bagaimana fakta sejarah?

3.      Bagaimana konsep dasar sejarah?

 

1.3.       Tujuan

Dengan rumusan masalah di atas maka diharapkan dapat mengetahui dan memahami  tujuan:

1.      Untuk mengetahui pengertian dari sejarah

2.      Untuk mengetahui fakta sejarah

3.      Untuk mengetahui konsep dasar sejarah


BAB II
PEMBAHASAN

 

2.1.       Pengertian Sejarah

Kata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (شجرة: Å¡ajaratun) yang artinya pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh (تاريخ ). Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah waktu atau penanggalan. Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berarti ilmu atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi history, yang berarti masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan tersebut adalah Geschichte yang berarti sudah terjadi. Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah sejarah yang dipakai dalam literatur bahasa Indonesia itu terdapat beberapa variasi. Meskipun begitu, banyak yang mengakui bahwa istilah sejarah berasal-muasal dalam bahasa Yunani yaitu historia. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan history, bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte yang berarti yang terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis. Menilik pada makna secara kebahasaan dari berbagai bahasa di atas dapat ditegaskan bahwa pengertian sejarah menyangkut dengan waktu dan peristiwa.

Berikut ini adalah beberapa pengertian sejarah dari berbagai ahli seajarah, secara lengkapnya adalah sebagai berikut:

1.    J.V. Bryce; Sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.

2.    W.H. Walsh; Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berarti dan penting saja bagi manusia. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan cerita yang berarti.

3.    Patrick Gardiner; Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.

4.    Roeslan Abdulgani; Ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.

5.    Moh. Yamin; Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan.

6.    Ibnu Khaldun; Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat masyarakat itu.

7.    Moh. Ali; Dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, dipertegas pengertian sejarah adalah sebagai berikut: (1) jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita, (2) cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita, (3) ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian, dan atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.

Dari beberapa uraian di atas dibuat kesimpulan sederhana bahwa sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting. Peristiwa yang abadi adalah peristiwa sejarah yang tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa. Peristiwa yang unik adalah peristiwa sejarah yang hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya. Sementara peristiwa yang penting adalah peristiwa sejarah yang mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang banyak.

 

2.2.       Fakta Sejarah

Apa yang setiap hari disajikan oleh surat kabar kepada kita bukanlah kejadian-kejadian melainkan pernyataan tentang kejadian atau fakta. Seperti telah diterangkan di atas kejadian yang telah terjadi sebagai sejarah dalam arti objektif tidak mungkin lagi diulang atau dialami kembali., akan tetapi bekas-bekasnya sebagai memori dapat diungkapkan atau diaktualisasikan . Bentuk pengungkapan kembali ialah pernyataan (statement) tentang kejadian itu. Oleh karena itu, dapat dijabarkan fakta adalah suatu statement tentang suatu kejadian/peristiwa. Dengan demikian, jelaslah bahwa fakta sebenarnya merupakan produk dari proses mental (sejarawan) atau memorisasi. Pada hakikatnya fakta juga bersifat subyektif,memuat unsur dari subyek.

Bahan utama yang digunakan sejarawan menyusun suatu cerita atau analisis sejarah ialah fakta, dan fakta itu pada hakikatnya adalah suatu konstruk yang dibuat oleh sejarawan, maka sebenarnya fakta sejarah telah mengandung unsur subjektif, yaitu unsur-unsur subjek, dalam hal ini ialah penulis sendiri. Dipandang secara demikian, maka sukar dipertanggung jawabkan bahwa fakta adalah fakta yang mencerminkan apa yang sesungguhnya telah terjadi. Menurut Sartono Kartodiharjo,” fakta adalah kejadian yang telah terjadi sebagai sejarah dalam arti objektif tidak mungkin lagi diulangi atau dialami kembali, akan tetapi bekas-bekasnya bisa diungkapkan atau diaktualisasikan “.

Sejarah pada umumnya ditulis berdasarkan pemikiran dan tindakan manusia di masa lampau. Oleh karena itu sejarawan harus berusaha mengadakan penyelidikan untuk mengetahui segala yang diperbuat dan dipikirkan oleh manusia pada masa lampau . Dalam proses penyelidikan itu pula sejarawan harus bekerja untuk memperoleh fakta-fakta sejarah dan dapat memaparkannya. Fakta adalah suatu pernyataan tentang suatu kejadian/peristiwa. Peristiwa sejarah dalam arti obyektif tidak mungkin lagi diulang atau dialami kembali akan tetapi bekas-bekasnya sebagai memori dapat diungkapakan atau diaktualisasikan.

Fakta sejarah juga dapat didefiniskan sebagai suatu unsur yang dijabarkan secara langsung atau tidak langsung dari dokumen. Dokumen sejarah dan dianggap kredibel setelah pengujian yang seksama sesuai dengan hukum-hukum metode sejarah. Yang dimaksud kredibel disini adalah bukanlah apa yang sesungguh-sungguhnya terjadi, melainkan bahwa unsur itu paling dekat dengan apa yang sesungguh-sungguhnya terjadi, sejauh dapat kita ketahui berdasarkan suatu penyelidikan kritis terhadap sumber-sumber terbaik yang ada . Perlu kiranya ditegaskan kembali bahwa fakta tidaklah sama dengan realitas atau kenyataan dan kejadian sehari-hari, yang bersifat pasti, tidak berubah. Tetapi fakta adalah pernyataan, rumusan atau kesimpulan dari kejadian atau realitas sehari-hari tersebut. Karena itu fakta bisa saja berubah, kalau ditemukan data dan sumber yang lebih kredibel.

 

2.2.1. Macam-macam fakta sejarah

Menurut Bacher fakta-fakta sejarah dapat dibedakan menjadi:

a.    Fakta-fakta keras (hard facts) yaitu fakta-fakta yang telah teruji kebenarannya. Sebagai contoh Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. dalam depot arsip tersimpan banyak dokumen yang mendukung atau menjelaskan peristiwa tersebut.

b.    Fakta-fakta lunak (cold facts) yaitu fakta-fakta yang belum dikenal dan masih perlu diselidiki kebenarannya. Untuk menguji kebenaran fakta-fakta itu, sejarawan harus mendapatkan bukti-bukti yang kuat. Selanjutnya sejarawan juga harus pandai mengelola dan menyusun fakta-fakta agar dapat membuhakan rekontruksi dalam bentuk kisah.

 

2.2.2. Bentuk Fakta Sejarah

a.    Fakta mental : Fakta mental adalah kondisi yang dapat menggambarkan suasana pikiran, perasaan batin, kerohanian, dan sikap yang mendasari suatu karya cipta. Jadi fakta mental bertalian dengan perilaku, ataupun tindakan moral manusia yang mampu menentukan baik buruknya kehidupan manusia, masyarakat, dan Negara misalnya, mental orang Aceh yang keras dan tak mudah menyerah, mengakibatkan pihak Belanda kewalahan dalam menghadapi perlawanannya.

b.    Fakta Sosial : Fakta sosial adalah fakta sosial yang berdimensi sosial, yakni kondisi yang mampu menggambarkan tentang keadaan sosial, Jadi fakta sosial berkenaan dengan kehidupan suatu masyarakat, kelompok masyarakat atau suatu negara yang menumbuhkan hubungan sosial yang harmonis serta komunikasi yang terjaga baik. Misalnya, bangunan arsitektur Eropa di kota Indonesia. Ini menandakan Bahwa di kota bersangkutan pernah di tempati oleh orang-orang asal Eropa yang membangun rumah yang beraksitektur dan tidak jauh beda dengan negara asalnya.

c.    Artefak adalah semua benda baik secara keseluruhan atau sebagian hasil garapan tangan manusia, contohnya candi, patung, dan perkakas.

 

 

2.3.       Konsep Dasar Sejarah

Berpangkal dari arti istilah sejarah seperti yang telah diuraikan di muka, para ahli sejarah sepakat bahwa ada tiga komponen pengertian atau konsep sejarah yang berbeda namun berkaitan satu sama lain.

 

2.3.1.      Sejarah Sebagai Peristiwa

Sejarah sebagai peristiwa ialah kejadian, kenyataan, aktualitas, sejarah in concreto atau an sich yang sebenarnya telah terjadi atau berlangsung pada waktu yang lalu; sejarah sebagai res gestae atau menurut Mohammad Ali disebut sejarah-serba objek. Sebagai contoh yang diungkapkan secara umum dalam bahasa sehari- hari, misalnya: ”Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu Amerika dan kawan-kawannya”. Contoh lain misalnya “Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta”. Itulah contoh konsep atau pengertian yang dimaksud sejarah sebagai peristiwa. Peristiwa atau kejadian ada yang bersifat alamiah, misalnya gunung meletus, banjir, kemarau panjang, gerhana matahari dan sebagainya. Selain itu ada peristiwa yang bersifat insaniah, yakni berkaitan dengan manusia, baik angan-angan, gagasan, pikiran, sikap, perilaku, tindakan dan hasil karya manusia, baik yang bersifat materiil maupun spiritual yakni kebudayaan. Sejarah sebagai peristiwa menyangkut peran manusia baik sebagai objek maupun sebagai subjek pelaku dalam peristiwa sejarah dalam dimensi waktu dan ruang, yakni kurun waktu dan lingkungan alamnya.

Apakah yang kita namakan peristiwa atau kejadian? Secara mudah kejadian adalah hal yang terjadi. Lalu kita bertanya lagi: “Apakah yang terjadi?” Terhadap pertanyaan ini banyak sekali jawaban yang dapat kita berikan. Apakah yang terjadi di planet bumi kita ini? Menurut para pakar ilmu pengetahuan, bumi kita ini terjadi atau dijadikan. Demikianlah pula tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia yang hidup di atas permukaan bumi. Untuk dapat hidup langsung manusia bergaul dengan sesamanya, membuat perkakas-perkakas, menjinakkan hewan dan memelihara tumbuh-tumbuhan. Itu semuanya adalah perbuatan yang harus kita golongkan ke dalam kejadian juga.

Kesimpulannya, apa saja yang terjadi dan terbentuk dalam masa yang lampau adalah kejadian. Semua kejadian terutama yang menyangkut kehidupan manusia termasuk perbincangan sejarah. Dengan demikian tidak terhitunglah jumlah kejadian di masa yang lampau itu. Anda dapat membayangkan berapa jumlah kejadian-kejadian di bumi ini, sejak bumi diciptakan hingga sedetik yang lalu. Jumlah kejadian- kejadian itu akan lebih besar lagi bila kita ketahui, bahwa yang dimaksud dengan kejadian itu bukan saja hal-hal yang dapat ditangkap dengan pancaindra manusia, tetapi juga apa saja yang pernah dicita-citakan manusia atau yang ditakutinya. Kejadian-kejadian di masa lampau itu walaupun sudah tidak ada lagi, kesan-kesannya (untuk sebagian atau seluruhnya) tinggal membekas pada ingatan manusia, tetapi ingatan manusia terbatas, manusia pada umumnya tidak dapat mengingat-ingat seluruh kejadian yang dialaminya dan tidak selamanya ia dapat mengingat satu kejadian saja secara lengkap. Maka dari itu banyaklah kejadian-kejadian di masa lampau yang ”hilang” dan di antaranya yang “hilang” itu sebagian besar belum dapat ditemukan kembali.

 

2.3.2.      Sejarah Sebagai Kisah

Sejarah sebagai kisah ialah cerita berupa narasi yang disusun dari memori, kesan atau tafsiran manusia terhadap kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi atau berlangsung pada waktu yang lampau, yaitu sejarah sebagai rerum gestarum atau menurut Moh. Ali disebut sejarah serba subjek. Bagi orang kebanyakan sejarah yang kita kenal sehari-hari itu adalah sejarah sebagai cerita. Secara tertulis cerita sejarah itu dapat kita baca dalam buku-buku sejarah, majalah-majalah dan surat-surat kabar. Sejarah lisan kita dapat mendengarnya dalam narasi, ceramah, percakapan-percakapan, penyajian pelajaran sejarah di sekolah-sekolah atau kuliah-kuliah di perguruan tinggi dan dari siaran radio atau TV. Juga kita dapat menyaksikan dalam sandiwara dan film.

Karena sejarah itu suatu cerita, sifatnya bergantung kepada siapa yang menceritakannya. Yang bercerita adalah manusia dan tiap manusia memiliki kepribadian yang beraneka ragam. Pencerminan kepribadian manusia itu nampak jelas pada buku-buku sejarah yang disusunnya. Kita di sini tidak dapat menyebutkan semua sifat atau tabiat manusia. Yang akan kita temukan di sini hanyalah sifat-sifat yang mempengaruhinya dalam ia menyusun cerita sejarah, seperti keadaan pribadinya, cita-cita dan pergaulannya, perbendaharaan pengetahuannya di dalam sejarah dan lingkungannya. Tiap orang yang akan menyusun cerita sejarah biasanya berpendirian agar ceritanya itu benar-benar dapat dipercayai dan objektif, tetapi setelah ia mulai dengan pekerjaannya, mau tidak mau ia dipengaruhi oleh sifat-sifatnya.

 

2.3.3.      Sejarah Sebagai Ilmu

Sejarah sebagai ilmu suatu susunan pengetahuan (a body of knowledge) tentang peristiwa dan cerita yang terjadi dalam masyarakat manusia pada masa lampau yang disusun secara sistematis dan metodis berdasarkan asas- asas, prosedur dan metode serta teknik ilmiah yang diakui oleh para pakar sejarah. Sejarah sebagai ilmu mempelajari sejarah sebagai aktualitas dan mengadakan penelitian serta pengkajian tentang peristiwa dan cerita sejarah.

Sejarah sebagai ilmu ialah suatu ilmu disiplin cabang pengetahuan tentang masa lalu, yang berusaha menentukan dan mewariskan pengetahuan mengenai masa lalu suatu masyarakat tertentu. Sejarah selain mempunyai objek, metode juga mempunyai pokok persoalan serta pengertian tersendiri. Sejarah sebagai ilmu adalah susunan pengetahuan dalam suatu sistem tertentu (a body knowledge) yang disusun menurut sistem metode khusus, dengan tujuan untuk memperoleh kebenaran tentang sesuatu. Karena yang menentukan sesuatu pengetahuan itu ilmu atau bukan ilmu, ialah terletak pada metode ilmiah yang dipergunakan untuk mencari kebenaran atau cara untuk mendekatinya sehingga sampai pada suatu kebenaran. Seperti yang dikemukakan oleh K. Pearson, bahwa: “The field of science is unlimited, its materials is endless. The unity of science consists alone in its method, not in its materials.” (Lapangan yang diteliti oleh ilmu tidak terbatas, bahan-bahan yang diteliti adalah juga tidak ada habis-habisnya. Kesatuan ilmu hanya berkat metodenya, bukan mengenai bahan-bahan yang diselidikinya).


BAB III
PENUTUP

 

3.1.            Kesimpulan

Sejarah pada umumnya ditulis berdasarkan pemikiran dan tindakkan manusia di masa lampau. Dalam proses penyelidikan itu pula sejarawan harus bekerja untuk memperoleh fakta-fakta sejarah dan dapat memaparkannya. Fakta adalah suatu statement tentang suatu kejadian atau peristiwa. Peristiwa sejarah dalam arti obyektif tidak mungkin lagi diulang atau dialami kembali akan tetapi bekas-bekasnya sebagai memori dapat diungkapkan atau diaktualisasikan.
Bentuk pengungkapan kembali ialah pernyataan tentang suatu kejadian. Pada hakekatnya fakta sejarah adalah suatu statement tentang suatu kejadian atau peristiwa sejarah.

Para ahli sejarah sepakat bahwa paling tidak ada tiga konsep sejarah yang dapat dibedakan satu sama lain akan tetapi berkaitan erat, yakni: (1) sejarah sebagai peristiwa; (2) sejarah sebagai kisah, dan (3) sejarah sebagai ilmu.

Sejarah sebagai ilmu memang telah memiliki persyaratan pokok, yakni objek studi, metode dan pokok permasalahan serta pengertian- pengertian tersendiri. Isu utama sejarah ialah kesenjangan waktu (time gap) karena objek studi sejarah adalah peristiwa dalam masyarakat manusia pada masa lampau yang sudah lewat yang tak  mungkin berulang lagi. Karena itu terdapat kesenjangan waktu bagi kita, khususnya para peneliti sejarah yang hidup sekarang untuk meneliti masa lalu, sepertinya tak mungkin.

 

3.2.            Saran

Dengan belajar tentang fakta dan konsep sejarah maka kita bisa tahu bagaimana bagaimana hakikat fakta dan konsep sejarah yang sesungguhnya dan pentingnya pendidikan dalam proses pembentukan karakter suatu bangsa. Oleh karena itu sebagai generasi muda seharusnya kita dapat berusaha lebih giat lagi untuk memajukan pendidikan di negara ini dengan terus berkarya. Tingkatkan rasa kepedulian terhadap pendidikan terutama dalam diri masing-masing. Jangan hanya karena tingginya biaya pendidikan bisa menghambat kita untuk memperoleh suatu pendidikan, karena pada hakikatnya kita bisa mendapatkan pendidikan dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja tanpa dibatas oleh ruang dan waktu.


DAFTAR PUSTAKA

 

Ahmadi, Iif Khoiru & Sofan Amri.2011.Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta : Prestasi Pustaka

Supardan, Dadang.2011.Pengantar Ilmu Sosial, sebuah kajian pendekatan struktural. Jakarta:Bumi Aksara

Kartodirdjo, Sartono .1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, Jakarta: PT Gramedia.
Ali, M. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, Yogyakarta: LKiS
Sjamsuddin, H. & Ismaun. 1996. Pengantar Ilmu Sejarah, Jakarta: B3PTKSM.

Konsep Dasar IPS.Jakarta : Universitas Terbuka

 

 

 

 

 

Aksi nyata modul 1.2

Berikut adalah link aksi nyata modul 1.2 program guru penggerak angkatan 9 Link aksi nyata modul 2.1